Bos Inalum Buka bukaan Rencana IPO, Targetnya 2027
PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), perusahaan holding industri pertambangan milik negara yang berada
di bawah naungan MIND ID, mengumumkan rencana strategis untuk melantai di bursa saham atau melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
Rencana tersebut diungkap langsung oleh Direktur Utama Inalum, Danny Praditya, yang menyebut bahwa target IPO akan diarahkan pada tahun 2027.
Pengungkapan rencana ini menandai langkah serius Inalum dalam menata ulang struktur bisnis dan meningkatkan
transparansi serta tata kelola perusahaan menjelang masuk ke pasar modal.
Langkah ini juga sekaligus menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam memperkuat posisi di industri hilirisasi mineral dan logam strategis.

Fokus Transformasi Menuju Perusahaan Global
Dalam pernyataannya kepada media, Danny Praditya menjelaskan bahwa rencana IPO tersebut merupakan bagian
dari proses transformasi Inalum menjadi perusahaan global yang kompetitif, efisien, dan terbuka.
Menurutnya, saat ini manajemen tengah menyiapkan peta jalan (roadmap) menuju IPO yang melibatkan penguatan
aspek fundamental, penataan aset, dan peningkatan kinerja operasional.
“Kami tidak terburu-buru. IPO adalah proses jangka panjang yang membutuhkan kesiapan dari sisi finansial
operasional, hingga aspek legal dan tata kelola. Target kami adalah 2027, karena pada saat itu kami perkirakan semua prasyarat akan terpenuhi,” ujar Danny.
Transformasi yang dimaksud juga termasuk restrukturisasi bisnis Inalum, penguatan integrasi hulu-hilir
serta peningkatan efisiensi produksi di sektor peleburan aluminium yang menjadi lini utama perusahaan saat ini.
Penataan Aset dan Proyek Hilirisasi
Sebagai bagian dari persiapan IPO, Inalum tengah menata kembali portofolio asetnya, termasuk proyek-proyek strategis yang tengah dikembangkan.
Salah satu proyek penting yang menjadi fokus utama adalah pengembangan pabrik aluminium remelt di Kuala Tanjung
dan rencana pembangunan fasilitas produksi alumina sebagai bahan baku utama aluminium.
Selain itu, Inalum juga tengah menjajaki peluang kemitraan dengan investor asing dan domestik dalam rangka
meningkatkan kapasitas produksi sekaligus mengamankan pasokan energi yang efisien dan ramah lingkungan.
Danny menyebut bahwa keberhasilan proyek hilirisasi ini akan meningkatkan valuasi perusahaan secara signifikan menjelang proses IPO.
“Dengan pabrik remelt dan penguatan rantai pasok dari bauksit hingga aluminium, kami ingin memastikan bahwa Inalum bukan hanya produsen logam mentah, tetapi juga pemain penting dalam rantai industri hilir yang bernilai tinggi,” katanya.
Tanggapan Pasar dan Harapan Pemerintah
Rencana IPO Inalum mendapat respons positif dari pelaku pasar dan pemerintah. Kementerian BUMN mendukung penuh
langkah strategis ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan nilai tambah perusahaan negara, khususnya di sektor tambang dan energi.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, sebelumnya pernah menyampaikan bahwa perusahaan-perusahaan milik negara yang memiliki potensi besar dan kinerja sehat perlu mulai dipersiapkan untuk masuk ke pasar modal.
“Melalui IPO, perusahaan tidak hanya memperoleh akses pendanaan yang lebih luas, tetapi juga terdorong untuk lebih transparan
kompetitif, dan akuntabel,” kata Kartika dalam salah satu forum investasi nasional.
Menuju Ekspansi Bisnis Berkelanjutan
IPO Inalum ditargetkan tidak hanya menjadi aksi korporasi biasa, tetapi juga menjadi titik awal dari ekspansi berkelanjutan perusahaan.
Inalum memiliki visi untuk menjadi pemain global di industri aluminium dan mineral strategis, dengan tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan sosial.
Selain proyek aluminium, perusahaan juga terus mempelajari potensi pengembangan produk hilir berbasis logam lainnya seperti baterai kendaraan listrik, yang dinilai memiliki potensi pertumbuhan besar di masa depan.
Baca juga:Okupansi Hotel Milik Waskita Karya Realty Naik Selama Libur Idul Adha
Penutup
Rencana IPO Inalum pada tahun 2027 merupakan langkah penting dalam perjalanan panjang perusahaan menuju skala global.
Dengan persiapan yang matang, fokus pada penguatan hilirisasi, serta dukungan penuh dari pemerintah
langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi industri pertambangan nasional secara keseluruhan.
Para investor dan pemangku kepentingan kini menantikan progres transformasi Inalum dalam tiga tahun
ke depan, sembari berharap bahwa IPO yang dirancang ini akan menghadirkan nilai tambah signifikan bagi perekonomian Indonesia.