China Borong Minyak Iran Bukti Dua Negara Ini Bestie

China Borong Minyak Iran Bukti Dua Negara Ini Bestie

China Borong Minyak Iran Bukti Dua Negara Ini Bestie

Hubungan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Islam Iran kembali menjadi sorotan global

setelah laporan perdagangan minyak terbaru menunjukkan bahwa China membeli minyak Iran dalam jumlah besar secara konsisten.

Fenomena ini tidak hanya mencerminkan kerja sama ekonomi yang erat, tetapi juga menjadi simbol

pergeseran aliansi geopolitik di tengah ketegangan global yang terus berkembang.

Pembelian minyak oleh China dari Iran bukanlah hal baru. Namun, skala dan konsistensinya dalam beberapa tahun

terakhir menunjukkan peningkatan signifikan. Dalam situasi di mana Iran masih berada di bawah sanksi

Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat, hubungan dagang dengan China menjadi salah satu jalan utama bagi Teheran untuk tetap eksis secara ekonomi.


China Borong Minyak Iran Bukti Dua Negara Ini Bestie

Dalam laporan sejumlah lembaga pemantau energi internasional, disebutkan bahwa Iran telah mengekspor lebih

dari satu juta barel minyak per hari ke China, baik secara langsung maupun melalui jalur tidak langsung yang menyamarkan asal negara. Jumlah ini meningkat tajam dibanding tahun-tahun sebelumnya dan menjadikan China sebagai mitra dagang utama Iran di sektor energi.

Sementara itu, China menganggap Iran sebagai mitra strategis dalam inisiatif Belt and Road (Jalur Sutra Baru).

Selain minyak, China juga berinvestasi dalam proyek infrastruktur dan teknologi di Iran.

Kedua negara menandatangani kesepakatan kerja sama jangka panjang senilai lebih dari 400 miliar dolar AS selama 25 tahun

ke depan, mencakup berbagai bidang seperti energi, transportasi, dan keamanan.


Menghindari Sanksi Global: Strategi Bersama

Salah satu hal menarik dari hubungan ini adalah bagaimana kedua negara menunjukkan sikap yang sama dalam menghadapi

tekanan dari Barat, terutama Amerika Serikat. Iran terus mencari cara agar tetap bisa menjual minyak mentahnya, sementara China secara aktif mencari pasokan energi alternatif yang stabil di luar dominasi pasar global yang dikontrol oleh negara-negara Barat.

Banyak pengiriman minyak Iran ke China dilakukan melalui jalur maritim menggunakan kapal tanker yang menghindari pelacakan atau menyamarkan asal muatan. Meskipun metode ini dikenal sebagai “dark fleet” atau armada gelap, kedua negara tetap menjalankan transaksi dengan sistem pembayaran yang tidak langsung melibatkan dolar AS, demi menghindari sanksi internasional.


Kepentingan Bersama di Tengah Ketidakpastian Global

Kedekatan China dan Iran tidak hanya berdasarkan kepentingan ekonomi semata, tetapi juga didorong oleh faktor politik dan strategis.

Kedua negara memiliki posisi yang mirip dalam isu-isu global, seperti konflik di Timur Tengah, kebijakan luar negeri AS, dan peran NATO.

China, sebagai kekuatan besar dunia yang sedang menyaingi dominasi AS, melihat Iran sebagai mitra penting dalam membangun tatanan dunia multipolar.

Di sisi lain, Iran merasa mendapatkan dukungan politik dan ekonomi yang sangat berarti dari China dalam menghadapi isolasi internasional yang dipimpin oleh Washington.


Respons Dunia Internasional

Meski kerja sama China dan Iran bersifat bilateral, dampaknya terasa di seluruh dunia.

Negara-negara Barat, khususnya AS dan sekutunya, menyatakan keprihatinan atas semakin eratnya hubungan kedua negara.

Washington bahkan beberapa kali mengancam akan menjatuhkan sanksi tambahan terhadap entitas yang membantu Iran menjual minyak.

Namun, bagi China dan Iran, tekanan semacam itu justru menjadi pemicu untuk memperkuat kerja sama mereka.

Kedua negara secara terbuka menyatakan komitmen untuk melanjutkan kemitraan ekonomi strategis, termasuk dalam sektor energi yang menjadi tulang punggung hubungan tersebut.


Kesimpulan

Pembelian minyak besar-besaran oleh China dari Iran bukan sekadar transaksi dagang biasa.

Ini adalah sinyal kuat bahwa hubungan kedua negara tidak hanya bersifat ekonomis, tetapi juga strategis dan ideologis.

Di tengah dinamika politik dunia yang terus berubah, China dan Iran semakin menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar mitra, tapi “bestie” dalam menghadapi tekanan global bersama-sama.

Dengan berbagai kepentingan bersama dan kesamaan pandangan terhadap tatanan global, kemitraan ini kemungkinan besar akan terus berkembang di masa mendatang

meskipun dunia Barat terus mengawasi dengan waspada.

Baca juga:RI & China Resmi Garap Proyek Baterai Listrik di Karawang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *