KTT BRICS Prabowo Usul NDB Lebih Banyak Biayai Negara Berkembang

KTT BRICS Prabowo Usul NDB Lebih Banyak Biayai Negara Berkembang

Presiden Terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, mengemukakan usulan strategis dalam pertemuan tingkat tinggi KTT BRICS

yang digelar secara virtual pada awal Juli 2025. Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menekankan pentingnya peran

New Development Bank (NDB) untuk memperluas dukungan pendanaan kepada negara-negara berkembang

terutama dalam menghadapi tantangan global seperti krisis iklim, ketimpangan ekonomi, dan pembangunan infrastruktur dasar.

Usulan tersebut menjadi perhatian para pemimpin BRICS yang hadir, mencerminkan komitmen Indonesia di bawah

kepemimpinan baru untuk aktif memperjuangkan ekonomi inklusif dan pembangunan berkelanjutan, tidak hanya di kawasan Asia Tenggara, tetapi juga secara global.


Peran Strategis NDB dalam Mendukung Negara Berkembang

New Development Bank (NDB), yang didirikan oleh negara-negara BRICS pada 2015, memiliki mandat utama untuk

membiayai proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di negara-negara anggotanya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, NDB juga membuka diri untuk menjalin kerja sama dengan negara-negara non-anggota, termasuk negara berkembang di Afrika, Asia Selatan, dan Amerika Latin.

Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan bahwa akses pendanaan yang merata dan adil dari lembaga multilateral seperti NDB akan menjadi kunci bagi negara berkembang untuk mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi, memperkuat ketahanan pangan dan energi, serta memperluas konektivitas antarwilayah.

Menurutnya, banyak negara berkembang masih menghadapi hambatan dalam memperoleh pinjaman dengan bunga rendah dan jangka panjang, yang seharusnya menjadi fungsi strategis dari lembaga seperti NDB.


Usulan Prabowo: Penekanan pada Investasi Infrastruktur dan Energi Hijau

Prabowo menggarisbawahi dua sektor utama yang sangat membutuhkan perhatian dari NDB, yakni infrastruktur publik dan transisi energi hijau. Ia menyebut bahwa negara-negara berkembang memiliki kebutuhan mendesak terhadap pembiayaan pembangunan jalan, pelabuhan, sistem transportasi umum, hingga penguatan digitalisasi pemerintahan.

Di sisi lain, banyak negara berkembang juga ingin berkontribusi terhadap pengurangan emisi global, namun terkendala dana dan teknologi. Oleh karena itu, Prabowo mendorong NDB untuk memfokuskan pendanaan pada proyek energi terbarukan, efisiensi energi, dan teknologi ramah lingkungan yang dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

“Inklusi dan keberlanjutan adalah dua pilar penting bagi masa depan ekonomi dunia. NDB dapat menjadi garda terdepan dalam mewujudkannya,” ujar Prabowo dalam sambutannya.


Dukungan dan Respons dari Negara Anggota BRICS

Usulan yang disampaikan Prabowo mendapat respons positif dari sejumlah pemimpin negara BRICS. Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, menyatakan bahwa inisiatif ini sejalan dengan visi BRICS untuk memperluas pengaruh keuangan global yang tidak didominasi oleh negara maju semata.

Sementara itu, perwakilan dari Tiongkok dan India menegaskan pentingnya memperkuat posisi NDB sebagai alternatif kredibel dari lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia, yang dinilai masih belum sepenuhnya berpihak pada negara berkembang.

Dengan usulan ini, Indonesia dinilai mulai memposisikan diri sebagai jembatan antara kekuatan besar dunia dan negara-negara berkembang, dengan menawarkan solusi konkret yang dapat memperkuat kerja sama global.


Komitmen Indonesia untuk Kerja Sama Global yang Inklusif

Langkah Prabowo dalam forum KTT BRICS mencerminkan arah kebijakan luar negeri Indonesia yang tetap aktif, non-blok, namun kolaboratif. Prabowo menegaskan bahwa Indonesia siap mendukung NDB melalui kerja sama proyek, peningkatan kontribusi keuangan, dan pembukaan jalur dialog antara negara berkembang.

Usulan ini dinilai tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia dalam tatanan geopolitik global, tetapi juga menjadi dorongan moral dan praktis bagi negara-negara berkembang lainnya untuk berani menyuarakan kepentingan bersama.


Penutup: NDB Sebagai Instrumen Keadilan Ekonomi Global

Melalui KTT BRICS, Prabowo Subianto mengajak negara-negara besar untuk melihat pembangunan

sebagai hak semua negara, bukan hanya milik negara maju. New Development Bank diharapkan

tidak hanya menjadi bank pembangunan bagi BRICS, tetapi juga simbol solidaritas global yang nyata.

Dengan arah yang jelas, NDB dapat memainkan peran penting dalam menghapus ketimpangan global

mempercepat pembangunan berkelanjutan, dan mewujudkan dunia yang lebih adil dan seimbang untuk semua bangsa.

Baca juga: RI Bakal Punya Pabrik Baterai Rp 95 Triliun, Target Produksi 2027

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *