Presiden Prabowo Tiongkok Mitra Dagang Terbesar Indonesia
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar Indonesia
dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut disampaikannya dalam forum ekonomi bilateral yang digelar di Jakarta pada 2025.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menyatakan bahwa hubungan perdagangan antara Indonesia dan
Tiongkok telah mencapai level yang sangat strategis dan saling menguntungkan.

Tiongkok bukan hanya mitra dagang terbesar Indonesia, tetapi juga salah satu investor terbesar yang berperan
aktif dalam mendukung pembangunan nasional kita,” ujar Prabowo di hadapan delegasi bisnis dari kedua negara.
Pernyataan ini mempertegas arah kebijakan luar negeri dan ekonomi Indonesia yang terus mempererat
hubungan dengan negara-negara besar, terutama Tiongkok, dalam konteks kerja sama ekonomi dan pembangunan infrastruktur.
Volume Perdagangan Capai Rekor Tertinggi
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa total volume perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok pada tahun 2024
mencapai lebih dari USD 130 miliar, naik signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Komoditas utama yang diekspor Indonesia ke Tiongkok meliputi batu bara, kelapa sawit, nikel, dan produk perikanan.
Sementara itu, Indonesia juga mengimpor berbagai barang dari Tiongkok seperti mesin industri
perangkat elektronik, tekstil, serta bahan baku manufaktur. Ketergantungan ekonomi antara kedua negara
kini semakin menguat, dan pemerintah menilai bahwa kerja sama ini memberikan manfaat strategis bagi pembangunan nasional.
Investasi Tiongkok Meningkat di Berbagai Sektor
Tak hanya di bidang perdagangan, Tiongkok juga menjadi salah satu investor asing terbesar di Indonesia.
Investasi asal Tiongkok tersebar di berbagai sektor seperti energi, pertambangan, infrastruktur, manufaktur
hingga teknologi digital. Beberapa proyek besar yang didanai oleh investor Tiongkok antara lain
pembangunan kereta cepat Jakarta–Bandung, kawasan industri di Kalimantan Utara, dan pengembangan smelter nikel di Sulawesi.
Presiden Prabowo menekankan bahwa investasi asing, termasuk dari Tiongkok
tetap harus memperhatikan prinsip saling menguntungkan, keberlanjutan lingkungan, serta pemberdayaan tenaga kerja lokal.
Kerja Sama Pendidikan dan Teknologi Ditingkatkan
Selain kerja sama ekonomi, Indonesia dan Tiongkok juga memperkuat hubungan di bidang
pendidikan, teknologi, dan kebudayaan. Ribuan mahasiswa Indonesia kini menempuh pendidikan di universitas-universitas
ternama di Tiongkok melalui program beasiswa. Sementara itu, perusahaan teknologi
Tiongkok seperti Huawei, Alibaba, dan Tencent aktif menjalin kemitraan dengan startup dan kampus-kampus di Indonesia.
Menurut Prabowo, kerja sama dalam bidang ini sangat penting untuk mendukung agenda
transformasi digital Indonesia dan meningkatkan daya saing sumber daya manusia dalam menghadapi era industri 4.0.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski hubungan Indonesia–Tiongkok semakin erat, tetap ada tantangan yang harus dihadapi.
Salah satu isu yang sering disorot publik adalah dominasi produk impor asal Tiongkok yang dinilai menekan industri lokal.
Selain itu, kekhawatiran terhadap keberlanjutan lingkungan dari proyek-proyek investasi asing juga menjadi perhatian utama masyarakat.
Presiden Prabowo menyatakan bahwa pemerintah akan terus memastikan setiap kerja sama dilakukan secara
transparan, adil, dan berpihak pada kepentingan nasional. Ia juga menegaskan bahwa Indonesia tidak akan
menjadi pasar semata, tetapi mitra strategis yang berdaulat dan aktif berkontribusi dalam menciptakan keseimbangan ekonomi global.
Penutup: Kemitraan Strategis Menuju Masa Depan
Pidato Presiden Prabowo menandai babak baru dalam hubungan Indonesia dan Tiongkok
Dengan menjadikan Tiongkok sebagai mitra dagang dan investasi utama, Indonesia berharap bisa mempercepat pertumbuhan
ekonomi, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan kualitas infrastruktur dan teknologi nasional.
Namun demikian, arah kerja sama ini tetap membutuhkan pengawasan ketat dan keterlibatan masyarakat agar manfaatnya
benar-benar dirasakan secara merata. Ke depan, pemerintah berkomitmen menjaga keseimbangan
antara membuka peluang kerja sama internasional dan melindungi kepentingan nasional dalam setiap kebijakan ekonomi.
Baca juga:Hadirkan AYCE Business Lunch Swiss-Belhotel Silae Palu Tawarkan Beragam Menu Internasional