Wamendag Tepis One Piece Ganggu Penjualan Bendera Merah Putih
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menanggapi isu yang sempat viral terkait penjualan bendera Merah Putih yang disebut menurun akibat tren anime One Piece.
Ia menegaskan bahwa fenomena tersebut tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap semangat masyarakat dalam menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia.
Menurutnya, antusiasme warga terhadap simbol-simbol nasional seperti bendera justru tetap tinggi, terutama menjelang 17 Agustus. “Itu hanya tren sesaat.
Tidak ada data yang menunjukkan penurunan penjualan bendera karena hal seperti itu,” ujar Jerry kepada awak media.
Wamendag Tepis One Piece Ganggu Penjualan Bendera Merah Putih
Wamendag juga menyampaikan bahwa budaya pop seperti anime dan tokoh-tokoh fiksi bukanlah ancaman terhadap nasionalisme.
Ia menyatakan bahwa masyarakat Indonesia kini semakin cerdas dalam memisahkan hiburan dengan identitas kebangsaan.
“Budaya pop seperti One Piece hanyalah bentuk hiburan global. Justru, banyak anak muda yang memadukan kecintaan terhadap budaya global dengan rasa bangga terhadap simbol nasional,” imbuhnya.
Bahkan, di beberapa daerah, banyak komunitas kreatif yang menggabungkan unsur nasionalisme dalam karya bertema pop culture, seperti mural dan cosplay bertema kemerdekaan.
Data Penjualan Bendera Masih Stabil
Menanggapi kabar bahwa penjualan bendera merah putih anjlok karena popularitas tokoh seperti Luffy dari One Piece, Jerry menyebut bahwa data di lapangan tidak mendukung klaim tersebut.
Penjualan atribut kemerdekaan dari pelaku UMKM dan pedagang musiman tetap menunjukkan tren positif.
“Sejak awal Juli, sudah banyak laporan dari pedagang bahwa permintaan bendera meningkat. Ini membuktikan bahwa euforia menyambut kemerdekaan masih sangat kuat,” ucapnya.
Di pasar-pasar tradisional, bahkan banyak ditemukan variasi bendera dan hiasan bertema merah putih yang laris dibeli oleh warga untuk menghias lingkungan mereka.
Dorongan untuk Mendukung Produk Lokal
Dalam kesempatan itu, Wamendag juga mendorong masyarakat untuk terus membeli produk lokal, termasuk bendera dan perlengkapan perayaan kemerdekaan.
Ia menegaskan bahwa belanja produk buatan dalam negeri bisa membantu roda perekonomian nasional, khususnya pelaku UMKM.
“Kalau mau meriahkan 17 Agustus, beli bendera dari penjahit lokal. Itu bentuk cinta Tanah Air yang konkret. Kita bantu tetangga, kita bantu bangsa,” kata Jerry.
Pemerintah juga terus mendorong promosi produk dalam negeri melalui berbagai program kampanye, termasuk “Bangga Buatan Indonesia”.
Dukungan dari Netizen dan Komunitas
Di media sosial, respons masyarakat terhadap klarifikasi Wamendag ini sebagian besar positif.
Banyak yang menyatakan bahwa isu bendera tergeser oleh One Piece terlalu dibesar-besarkan. Sebagian lainnya menilai ini adalah kesempatan untuk memperkuat literasi nasionalisme di tengah arus budaya global.
Komunitas pecinta anime di beberapa kota bahkan menyelenggarakan acara cosplay bertema kemerdekaan, membuktikan bahwa hiburan dan semangat nasionalisme bisa berjalan beriringan.
“Kalau kami cosplay pakai bendera, bukan berarti kami tak cinta Indonesia. Justru kami ingin merayakan kemerdekaan dengan cara yang kreatif,” ujar salah satu cosplayer di Jakarta.
Penutup: Merah Putih Tetap di Hati
Polemik seputar pengaruh anime terhadap penjualan bendera seharusnya tidak perlu dibesar-besarkan.
Semangat menyambut Hari Kemerdekaan 17 Agustus tetap bergelora di seluruh penjuru negeri.
Wamendag Jerry Sambuaga telah menegaskan bahwa tidak ada data signifikan yang menunjukkan penurunan penjualan bendera karena tren One Piece.
Di tengah gempuran budaya asing, masyarakat Indonesia terbukti tetap mencintai dan menjunjung tinggi simbol nasionalnya. Merah Putih tetap berkibar, bukan hanya di tiang, tapi juga di hati rakyatnya.
Baca juga: Ide Bisnis yang Cocok buat Anak Muda, Modal Tak Sampai Rp 1 Juta
